Rabu, 05 November 2014

Nutrisionis Nurhayati, SST

Nutrisionis Nurhayati, SST
SERIBU HARI MENGANTAR BALITA

KEBERHASILAN NURHAYATI MELAWAN STUNTING (KEKERDILAN)  DI GANTIWARNO, KLATEN, MEMBUAHKAN ANUGRAH TENAGA KESEHATAN TELADAN NASIONAL.

foto : kustawa esye/ cempaka
KEPRIHATINAN Nurhayati, SST terhadap kian meningkatnya kasus stuting atau kekerdilan anak di daerahnya, menghantarkan nutrisionis di Puskesmas Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, ini meraih penghargaan Tenaga Kesehatan Teladan Nasional.

“Stunting sebenarnya merupakan masalah kesehatan yang sangat serius, karena dampaknya sangat berpebgaruh terhadap kualitas generasi bangsa,” kata alumni DIII Gizi Akademi Gizi  Yogyakarta lulus 1996 dan DIV Gizi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta tahun 2011 tadi. 

Dampak buruk  stunting jangka pendek, menurut Nurhayati menyebabkan terganggunya perkembangan otak, menurunkan kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik dan gangguan metabolisme tubuh. Sedangkan resiko jangka panjangnya, menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya percaya diri, berkurangnya kesempatan pendidikan dan pekerjaan.

Anak yang terlahir kerdil, lanjut Nurhayati yang diangkat PNS dan ditugaskan di Puskesmas Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten, sebagai nutrisionis sejak 1 Juni 2006,  beresiko juga obesitas (kegemukan) dan beresiko tinggi terhadap penyakit degeneratif. Baik diabetes mellitus, hipertensi, dan jantung koroner di usia tua.

“Stunting sangat berdampak juga menurunkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, menurunkan produktivitas, bahkan daya saing bangsa dan negara kita,” jelas warga Dukuh Prapatan RT 03 RW 02, Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno, tadi.

Dia jelaskan juga, di Kecamatan Gantiwarno tahun  2010 ditemukan 33 persen balita tergolong stunting, kasus ini dialami satu dari tiga anak. Setelah program perbaikan gizi berjalan, tahun 2013 jumlah balita stunting turun jadi 16 persen. Tak hanya di wilayah kerjanya, skala nasional menurut dia hingga tahun 2012 lalu, sedikitnya tercatat 36 prosen Balita Indonesia terkena stunting.

Di Kecamatan Gantiwarno, sebagaimana dijelaskan istri Wahyu Joko Susanto, SPd, yang kini mengajar di  SMA N 1 Wedi, Klaten, tadi tingginya kasus stunting lebih dikarenakan kurangnya kesadaran ibu rumah tangga terhadap pemenuhan gizi dan pemberian air susu ibu (ASI) kepada Balita-nya. 
foto: kustawa esye/cempaka
“Tahun 2006 lalu, setelah gempa bumi dahsat mendera daerah kami bantuan susu formula melimpah ruah. Justru karena itulah yang memicu ibu-ibu malas menyusui bayinya, hingga banyak anak-anak yang kekurangan gizi,” kisah ibu dua anak, Fauzi Hizbullah dan M Farhan Fadhlillah tadi, diwawancarai di sela-sela  acara ‘Lomba cipta menu Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA) berbasis pangan lokal’ di Pendopo Kantor Kecamatan Gantiwarno,  Kamis lalu.

Upaya pencegahannya, menurut Nurhayati melakukan perbaikan gizi sejak ibu rumah tangga sebelum hamil, pada saat hamil dan setelah melahirkan hingga bayinya berusia dua tahun. Program yang dia rintis sejak tahun 2006 ini, dinamai ‘Games Ganti Canting’ atau Gerakan Masyarakat Gantiwarno Cegah Stunting. Pelaksanaannya di tengah masyarakat, direalisasikan dengan gerakan terpadu yang melibatkan banyak elemen masyarakat maupun berbagai steak holder terkait.

Program yang disebut juga pemantauan dan pengawalan 1. 000 hari sejak awal kelahiran anak ini, lanjut dia dimulai dengan diadakannya konseling terhadap calon pengantin, pengukuran hemoglobin, dan pengawalan pemberian air susu ibu dengan Kartu Kawal ASI. Intuk itu juga, Nurhayati gigih dan tiada kata lelah melakukan demo pembuatan makanan pendamping ASI, terutama di setiap kegiatan Posyandu hingga ke pelosok desa.

“Alhamdulillah, gerakan mencegah ketidaksesuaian tinggi badan ini mendaapat dukungan pro aktif dari semua pihak. Tidak hanya camat dan kepala desa se Kecamatan Gantiwarno, tokoh-tokoh agama pun ikut mempromosikan melalui ceramah agama yang diselenggarakan masyarakat,” kiat alumni SDN 1 Karangturi  tahun 1987, SMP N 1 Wedi tahun 1990, dan SMA 1 Klaten tahun 1993 tadi. Buah program kemasyarakatan yang dia pelopori tadi, Tahun 2009 lalu, Kecamatan Gantiwarno ditetapkan sebagai Kecamatan Sayang Bayi. 
 Prestasi lainnya yang pernah juga diraih Nurhayati antara lain Juara III Nutrisionis teladan Kabupaten Klaten tahun 2009, Wisudawan berprestasi III Jurusan DIV Gizi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta tahun 2011, Juara I Nutrisionis teladan Kabupaten Klaten tahun 2013, Juara I Lomba Penyuluhan Kader PKK Provinsi  Jawa Tengah tahun 2014, Juara I Nutrisionis teladan Provinsi Jateng tahun 2014, dan Juara I Tenaga Kesehatan Teladan  Nasional tahun 2014.

foto : kustawa esye/ cempaka
Prestasinya tingkat nasional itulah yang membawanya ke Istana Negara, Agustus lalu Nurhayati mengikuti  upacara HUT Kemerdekaan RI ke-69 bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Selain dapat berada begitu dekat dengan Presiden dan Ibu Negara, kala itu dia juga mengaku berkesempatan ramah tamah dengan Menteri Kesehatan, mengunjungi gedung DPR, dan jalan-jalan ke Dufan dan Monas.

Berbagai kegiatan di Ibu Kota tadi, menurutnya dilaksanakan seusai menerima penghargaan sebagai tenaga kesehatan teladan nasional, bersama para teladan lain berbagai kategori dan daerah lain. Satu hari sebelumnya, Nurhayati memaparkan makalahnya perihal ‘Gerakan Masyarakat Gantiwarno Cegah Stunting’ atau disingkat ‘Gemas Ganti Canting’ dihadapan empat juri dari Kementerian Kesehatan.

Para nominator tingkat nasional selain Nurhayati terbagi dalam empat kategori, yakni medis (dokter dan dokter gigi), paramedis (perawat dan bidan), kesehatan masyarakat (tenaga kesehatan lingkungan, analis), dan gizi. Masing-masing kategori diambil satu makalah terbaik, kemudian dipresentasikan di depan juri dari Kemenkes.

Berbekal pengalaman kegigihan dan keuletannya menjalankan program ‘Gemas Ganti Canting’ di masyarakat plus kepiawiannya presentasi, nutrisionis yang telah beberapa tahun sukses menurun drastiskan kasus stunting di daerahnya tadi, meraih juara I Tenaga Kesehatan Teladan Nasional tahun 2014, mengungguli 135 pesaingnya dari 33 provinsi se Indonesia.   [kustawa esye]

www.tabloidcempaka.com [Suara Merdeka Network]
Edisi: 32 -XXV - 1 s/d 7 Nopember 2014 - Hal 27 - cermin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar