Sabtu, 25 Oktober 2014

Insani Tabloid Cempaka

Insani Tabloid Cempaka

Lintasan Balap si Loper Koran


image
 Setiap pagi, Diana harus ngebut mengantar koran ke tangan pelanggan. Rutinitasnya sebagai loper koran itu, mengantarnya menjadi pembalap perempuan berprestasi.
Dialah Diana Crystal Lukmawati. Satu-satunya perempuan pembalap di Jawa Tengah yang mendulang prestasi di arena motor race nasional dari seorang loper koran. ''Saya membantu ayah menjadi loper ko­ran sejak kelas enam sekolah dasar,'' ungkap gadis kelahiran Karanganyar 17 April 1995 yang akrap disapa Lukma itu kepada Cempaka.
Hingga sekarang, kendati sudah sarat prestasi di lintasa balap, ia masih rutin mendistribusikan berbagai media cetak ke pelanggan. Lukma, mengaku tak gengsi membantu orang tuanya. Ia harus bangun lebih awal, menyapa dinginnya embun pagi dan menempuh perjalanan tak kurang 35 km setiap hari. Orang tuanya, Ponco Arisnanto dan Siti Nurhayati, adalah pemilik Nonik Agency. Sekalipun mereka berstatus Pegawai Negeri Sipil, mereka juga berwiraswasta sebagai agen beragam penerbitan media cetak.  Bisnis itu bahkan telah mereka lakoni sebelum Lukma lahir. Hingga kini. Lukma menjadi salah satu lopernya.
foto : kustawa esye
Setiap pagi, mulai pukul 04.30, Lukma yang tercatat sebagai mahasiswi semester tiga, Jurusan Ekonomi Managemen, universtias di Solo itu harus mengantar media cetak kepada 78 pelanggan, 11 sub agen dan beberapa pengecer. Bahkan tak hanya itu, sore harinya sepulang kuliah dia masih mengambil beberapa penerbitan berkala, baik tabloid maupun majalah. Dia setiap hari menggeber motornya agar koran-koran itu bisa lebih cepat sampai di tangan pelanggan. ''Dari rutinitas loper koran itu, saya belajar membalap,'' ungkap Lukma yang oleh teman-temannya akrap juga disapa Diana.
Satu-satunya perempuan pembalap di Jawa Tengah ini, mengaku tak pernah belajar adu cepat sepeda motor secara formal. Pelajaran diperoleh secara autodidak yang dia terapkan, dengan melihat para pembalap saat beradu kompetisi. Setelah itu, Diana mempraktekkan di area terbuka, tidak di jalan raya. Sedangkan untuk melatih keseimbangan badan saat bersepeda motor, alumni SMPN 3 dan SMAN 2 Karanganyar itu, mengaku banyak belajar dari aktifitasnya sebagai loper koran. Dia saban hari blusukan di gang-gang sempit yang berliku, bahkan melewati jembatan yang lebarnya tak lebih dari setengah meter. Itulah yang mengasah kemampuannya. ''Agar pelanggan tak kecewa, mengantar koran harian yang terbit pagi harus tepat waktu. Saya usahakan, sebelum pelanggan berangkat kerja koran tersaji di rumah mereka,'' ungkap Diana yang mengaku pertama kali berlaga di arena adu cepat di Alun-alun Karanganganyar pada 2009 saat duduk di bangku kelas tiga SMP. Pada saat itu, dia menggunakan motor bekas untuk loper yang dimodifikasi ayahnya. Meski gagal di ajang perdana, Diana tak patah arang.
 Puncak Prestasi
Hanya dalam hitungan bulan, pada 2010, gadis yang bertempat tinggal di Perum Korpri No. 203 Popongan, Kabupaten Karanganyar itu meraih juara 3 Geber Suzuki. Dua tahun berikutnya, Diana meraih runner up Final Matic Race Cianjur, Kelas Matic std 115 cc khusus wanita 2012. Se­pan­jang 2013, dia berhasil me­ngoleksi empat pia­la. Selain dari sirkuit Indramayu, Diana menyabet juara kedua kelas matic standar 115 cc khusus wanita pa­da ajang Yamaha Cup Race Pekalongan. Sebelumnya, dia juga menempati peringkat tiga kejua­raan pada kelas yang sama di Subang  dan Sentul.
Tahun 2014 ini, menjadi era paling hoky bagi dia. Buktinya, tak kurang 14 piala ketangguhan dan kecepatan bersepeda motor berhasil diraih. Beberapa di antaranya Juara 2 Matic Race Serang, Juara 1 Matic Race Banjar, Juara 2 Motor Prix Region 2 Putaran 5 di Serang, Juara 4 Syawalan Cup SAC Kutoarjo, dan Juara 2 Motor Prix Putaran 6 di Yogyakarta, Juara 4 Honda Racing Championship Putaran 3 di Malang.
Kendati tidak semua ajang balap motor menggelar klasifikasi khusus wanita, namun tiada pernah menyurutkan nyali gadis yang dikenal lembut, tetapi  ‘garang’ di lintasan balap. Buktinya, dia selalu berani dan percaya diri beradu kebut dengan para pembalap pria. Dalam kompetisi di Kota Gudeg,  belum lama ini misalnya. Diana meraih piala di semua kategori.
Prestasi gemilang yang diraih gadis dari lereng barat Gunung Lawu itu, jelas jadi modal positif Diana untuk mendongkrak karirnya. Pengagum pembalap MotoGP Marc Marquez itu, sekarang telah sukses menggapai puncak klasemen, setingkat atau sekelas dengan Pikachu, perempuan pembalap dari Team Kanan-Kiri Duck Jawa Timur.
Karena itulah, dia akan berusaha maksimal menggeser Pikachu, pembalap senior  yang pernah satu tim dengannya. 
Orang tuanya pun terus mendukung. ''rena sudah menjadi pilihannya, kami sekeluarga selalu memberi suport dan spirit untuk Diana. Kalau pun saya tidak dapat mengantar saat bertanding, ibunya pasti akan mendampingi dia,'' ungkap Ponco Aris Nanto. Menurut ayah Diana, dukungan dari adiknya, Monita juga melecut Diana meraih prestasi tertinggi.
(kustawa esye)
www.tabloidcempaka.com 19 September 2014 | 15:04 wib | Kisah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar